Perkembangan internet merupakan perwujudan literasi digital, yakni penggunaan perangkat teknologi, informasi dan komunikasi dalam mengakses, hingga mendistribusikan informasi.
Literasi dapat diartikan sebagai pemahaman dan keterampilan menulis, membaca, berhitung, dan disiplin ilmu lainnya.
Literasi Digital merupakan upaya yang diperlukan individu pada era canggih seperti saat ini untuk menyaring informasi secara akurat. Upaya lain untuk mendukung literasi digital ini adalah penggunaan aplikasi yang tepat dan pemahaman secara mendalam mengenai informasi yang didapatkan tersebut. Mengingat dampak mengenai penyebaran hoax dalam masyarakat sangat memperihatinkan. Literasi yang buruk dapat berdampak buruk bagi psikologis remaja. Hal tersebut karena usia remaja cenderung labil dan sering menelan mentah-mentah informasi yang didapatkan tanpa mencari tahu kebenaran dan keakuratan dari informasi tersebut.
Menurut Steve Wheeler dalam tulisannya yang berjudul Digital Literacies for Engagement in Emerging Online Cultures (2012, dalam Maulana) menyatakan bahwa terdapat sembilan komponen penting yang termuat dalam literasi digital.
Menurut Yudha Pradana dalam Atribusi Kewargaan Digital dalam Literasi Digital (2018), literasi digital memiliki empat prinsip dasar
Dilansir dari Manfaat Literasi Digital Bagi Masyarakat dan Sektor Pendidikan Pada Saat Pandemi Covid-19 (2020) karya Eti Sumiati dan Wijonarko, literasi digital telah membawa banyak manfaat bagi kehidupan masyarakat.
Berikut sembilan komponen penting yang termuat dalam literasi digital :
Media sosial bisa menjadi sumber informasi, namun perlu kecermatan dalam menyaring informasi yang beredar. Kemampuan memanfaatkan fitur di media sosial menjadi salah satu hal penting yang mesti dimiliki.
Memanfaatkan berbagai platform untuk menggubah konten. Komponen ini mengutamakan kemampuan komunikasi dengan media sosial.
Cyber crime menjadi salah satu jenis kejahatan di dunia internet yang mesti dipahami, khususnya agar data-data pribadi tetap terlindungi.
Bagaimana seorang pengguna internet menggunakan indentitas secara tepat.
Kemampuan pengguna platfrom dalam membuat konten di internet.
Berkaitan dalam hal mengatur dan membagikan konten informasi agar lebih mudah disebarkan ke publik.
Mengutamakan bagaimana penggguna platform dapat membuat dan mengolah kembali konten yang ada agar dapat dipergunakan kembali sesuai kebutuhan.
Kemampuan mencari dan menyaring informasi di dunia internet.
Bagaimana seseorang dapat membagikan ide atau gagasannya melalui berbagai platform dengan tepat dan aman.
Berikut 4 Prinsip Literasi Digital Menurut Yudha Pradana dalam Atribusi Kewargaan Digital dalam Literasi Digital (2018)
Masyarakat memiliki kemampuan untuk memahami informasi yang diberikan media, baik secara implisit ataupun eksplisit.
Antara media yang satu dengan lainnya saling bergantung dan berhubungan. Media yang ada harus saling berdampingan serta melengkapi antara satu sama lain.
Media saling berbagi pesan atau informasi kepada masayrakat. Karena keberhasilan jangka panjang media ditentukan oleh pembagi serta penerima informasi.
Masyarakat memiliki kemampuan untuk mengakses, memahami serta menyimpan informasi untuk dibaca di lain hari serta mengumpulkan dan mengorganisasi informasi yang dinilai berguna.
Media digital saat ini memudahkan kita untuk memperoleh informasi secara cepat karena setiap penggunanya dapat saling berbagi informasi. Hal tersebut memberikan dampak positif dan dampak negatif kepada penggunanya, terutama yang berusia remaja.
Di Indonesia, jumlah pengguna internet didominiasi oleh kalangan remaja sehingga kemungkinan dampak yang paling dirasakan adalah remaja. Penggunaan internet yang baik dapat meningkatkan prestasi penggunanya, tetapi apabila digunakan secara buruk pasti dapat mengakibatkan efek negatif terhadap diri remaja.
Contoh yang saat ini sering terjadi adalah kasus pencemaran nama baik, bullying, bahkan prostitusi yang pasti memicu depresi remaja. Mereka belum memahami seutuhnya mengenai konsekuensi dari adanya penggunaan media digital. Memang mereka (remaja) telah menguasai literasi berupa kemampuan baca dan tulis,
tetapi mereka belum memiliki kemampuan literasi digital. ...
Dalam internet, banyak pengguna yang tidak segan untuk menghina bahkan mengetik tulisan yang bermakna kasar kepada pengguna lain. Itulah contoh dari dampak negatif literasi digital saat ini. Fenomena tersebut apabila diterima oleh remaja yang pada umunya kondisi psikologisnya belum stabil, dapat berpengaruh pada perkembangan emosinya kelak.
Ketidakmampuan remaja dalam memaknai literasi digital dapat dilihat dari tindakan mereka yang segera berkomentar menghina saat terdapat informasi negatif, lalu apabila terdapat informasi positif mereka langsung membagikannya di akun miliknya.
Lalu apa yang harus dilakukan supaya para remaja saat ini tidak mudah depresi saat melakukan literasi digital dengan sosial media? Tentu saja peran orang tua sangatlah penting. Mereka harus cermat untuk mengawasi tingkah laku remaja.
Selain itu, para orang tua seharusnya memberikan pemahaman mengenai literasi digital. Jangan sampai adanya kemajuan teknologi ini terutama keberadaan literasi digital ini membuat keadaan psikologis remaja terganggu bahkan hingga depresi. Maka dari itu, yuk jadi pengguna internet yang cerdas! ^^
Supaya kamu lebih memahami mengenai literasi digital di era globalisasi ini, kamu bisa membaca beberapa buku atau referensi yang membahas literasi digital. Yuk, jadi agen perubahan untuk masa depan!
Mau diskusi lebih lanjut tentang Literasi Digital ? Yuk Kenalan!